Total Pageviews

Monday, August 07, 2006

Selamat Datang


Assalamu'alaikum wr.wb.
Dunsanak kasadonyo.
Salamaik Datang di milis Minang Maimbau ko.
Bilo dunsanak ingin mamasukan tulisan ka milis ko, silahkan kirim email ka ambo :
zoriona@gmail.com. Milis ko dibuek untuak manampuang aspirasi jo pemikiran positif bagi pambangunan nagari-nagari di Minangkabau. Manga kito tujukan untuak nagari? Dek karanao, nagari-nagari adolah sel-sel yang mambangun "badan" Minangkabau. Kalau selnyo indak bakambang, mako "badan"nyo akan lamah dan indak tagak badagok. Mari kito mulai dengan pemikiran untuak mambangun nagari.
Sanak nan ingin mamasuakan tulisan tantang NAGARI tampek asal sanak, silahkan kirimkan ka ambo untuak dimuek.


  • Caritokan tantang :
    Namo nagari, lataknyo lengkap jo namo kabupaten dan kecamatannyo. Baa caro bisa sampai ka nagari tu. Sia namo kapalo nagarinyo.
    Keunikan nagari mamak, apo nan khas jo nagari tu, misalnyo makanan khas, produk, seni, rumah adek, alam dsb.
    promosikan apo nan paralu dikambangkan jo nagari sanak, kalau paralu kirimkan photo-photo tantang nagari tu.
    Alasan mungkin, manga nagari kito tu paralu dikunjungi dek pambaco.
    Kalau sanak alah punyo web-site nagari dunsanak, ambo tingga ma-link sajo ka web-site sanak tu. Kirim ka ambo alamat web-nyo.


Mari kito promosikan nagari-nagari kito di Minangkabau, supayo satu saat bisa manjadi objek kunjungan pariwisata bagi pengunjung lokal dan internasional.
Kito sabuik program ko Pariwisata Nagari (country tourism).
Mudah-mudahan Allah SWT akan malimpahkan rahmat jo hidayahNyo untuak awak kasadonyo. Amiin.


For English Speaking Mailists/Netters
Hi everybody,
Welcome to this site of Minang Maimbau. This site is created to accomodate the positive inspirations and thoughts for the development of tourism in Minangkabau villages. We call it "nagari tourism". Why we aim at Nagari(s)? Because, Nagaris are the growing "cells" of Minangkabau's body. when the cells develop, the body will stand strong and prosperous.
Every visitor of this web-site is welcome to participate and to contribute to this project. We expect all nagaris as well as cities and towns in West Sumatera have the uniquenesses and specialities in tourism activities to be reached and be seen by both local and international visitors.
Please tell your experiences and knowledge about certain nagari that you have known well in order to be published in this site. All comments can be sent to my email
zoriona@gmail.com. We thank you for all your participation.

Anda pernah melihat kawasan wisata Dubrovnik Croatia di Laut Adriatik? Kawasan indah di bekas negara Yugoslavia ini sangat terkenal. Kalau belum pernah, anda tidak perlu jauh-jauh ke sana.
Di Kecamatan Koto XI Tarusan ada kawasan wisata yang sama indahnya dengan Dubrovnik Croatia, yaitu Kawasan Wisata Mandeh. Anda bandingkan gambar di bawah ini. Sama indahnya bukan? Bahkan mungkin lebih indah Kawasan Mandeh.
Croatia







Kawasan Mandeh Tarusan






Perasaan
Oleh : Admin www.nagari.org

Suatu ketika penulis maota dengan seorang Walinagari, yang katanya nagarinya terletak di bawah bibir gunung Merapi, yaitu nagari Andaleh. Kalau Merapi meludah, kulit di bawah bibir tersebut tak akan basah, dan insya Allah selama ini nagari Andaleh selamat dari bahaya Merapi.
Saya yang kini tak terbiasa lagi mendengar istilah semacam itu, menangkap kalimat yang dia ucapkan, betul-betul mencerminkan logika alam terkembang jadi guru, intelektual alami
Beliau bercerita, ketika melaksanakan UU no. 5 th. 1979 timbul masalah besar saat membagi nagari menjadi dua desa. Sampai-sampai lapangan pacu kuda dibagi dua dengan cara menaburkan kapur. Kapur ini akan segera akan terhapus ketika hujan datang. Bila lapangan pacu kuda telah dibagi dua, tentunya arena pertandingan pacuan kuda hanya separoh lapangan saja. Apakah masih bisa dilangsungkan pertandingan pacuan kuda dengan kondisi semacam ini, entahlah! Akibat lainnya adalah nyaris timbul bentrokan fisik antar pemuda.
Untuk menghindari bentrokan maka dicarilah dialektika yang mencerminkan nilai keamanan, dengan memberi nama Karang Taruna di desa tersebut "Cinta Damai."
Kini dua dekade kemudian, nagari dimunculkan kembali.
Beliau maraso tugas yang paling berat sekarang, adalah menimbulkan rasa bernagari di kalangan anak nagari yang berusia dibawah umur 30 tahun (istilah beliau: "the lost generation").
Generasi yang tak kenal banagari, meskipun mereka berdiam di nagari. Mereka selama ini ini hanya mengenal desa.
Desa adalah model wilayah pemerintahan di tanah Jawa yang dicoba dipakai untuk seluruh Indonesia. Ada banyak perbedaan antara sistem desa dengan nagari, meskipun adapula persamaannya.
Salah satu perbedaan yang mencolok adalah tentang kaum atau suku. Di desa warganya tak punya suku atau kaum, sedangkan di nagari hal tersebut merupakan sesuatu yang mutlak adanya.
Perasaan dan pemahaman bernagari mungkin lebih kental tertanam pada para perantau yang pergi meninggalkan nagari sebelum tahun delapan puluhan.
Kawan penulispun menceritakan hal demikian. Katanya, saat ini para anak muda di rantau, yang baru datang dari kampuang "cuek" saja terhadap orang-orang senagari mereka. Kita harus dapat membuktikan kepada generasi muda bahwa nagari lebih baik dari desa, agar sistem ini dapat lestari.
Adalah tugas para sarjana Perguruan Tinggi di Sumbar untuk mamareso, apakah kesejahteraan nagari sebelum UU no. 5 th. 1979 lebih baik, apabila dibandingkan dengan tahun sesudahnya. Untuk memperkuat argumentasi (perasaan) yang menjadi pertimbangan Perda. no. 9 th. 2000.
Apabila pareso ini telah tampil dengan dukungan angka-angka nan Bana, barulah dapat dikatakan kito sudah mamakai raso jo pareso yang sesungguhnya.
Ketika tulisan ini dibuat, anak saya - mahasiswa di LN, yang tak mengenal "sistem nagari" bertanya, apa yang akan dapat membedakan antara nagari dengan kota di jaman digital yang tidak mengenal batas teritori ini. Saya jawab dengan pantun:
Batang aie di nagari Sicincin
Hulunyo ado di tangah rimbo
Dalam lahie ado batin
Dalam batin bahakikat pulo.

Dia tak paham arti dan makna pantun ini, karena bahasa pengantar yang dipakai di rumah bukan bahasa Minang. Kalaupun dia mengerti sedikit-sedikit arti bahasa Minang yang saya ajarkan (tidak dari ibunya), tapi hal ini tak mudah baginya menangkap hakekat pantun tadi. Oleh sebab itu pantun tersebut saya ganti dengan kata-kata yang lebih sering didengarnya sehari-hari dari mass media sbb:
Salju mencair di kota Berlin
Karena semi telah tiba
Di dalam lahir tersirat batin
Dalam batin berhakikat pula
Apakah dia menjadi lebih mengerti atau tidak, entahlah, tak saya tanyakan lagi.